Hanya yang wujud Allah. Manusia hanyalah ilusi.

 Imam Ghazali, ulama Islam dan wali yang terhormat yang hidup jauh sebelum ibn al- Arabi, mengatakan:

“Orang-orang yang tercerahkan akan naik dari lubang metafora ke puncak realiti, menyempurnakan kenaikan
mereka, mereka akan melihat dengan jelas bahwa tidak
satupun yang wujud, selain Allah!
Sumber ini adalah Allah, yang Ahad. Dia tidak bersekutu!
Semua cahaya yang lain (Nur) hanyalah perwakilan-perwakilan. Satu-satunya cahaya sejati hanyalah Nur-Nya (Cahaya Ilmu yang merupakan sumber dan esensi dari
segala sesuatu). Segala sesuatu diturunkan (berasal) dari CahayaNya. Sesungguhnya, segala sesuatu adalah Dia. 

Sebenarnya lah bahwa wujud itu adalah Dia. Wujud yang ditimbulkan hanyalah metafora, suatu perwakilan. Frase ‘Tidak ada Hu kecuali Hu’ merupakan realiti yang tidak mendua dari orang-orang pilihan. Itu menuntun mereka
kepada kesatuan, KeEsaan!

Pusat kenaikan (asensi) terakhir adalah alam kesendirian. Karena tidak ada lagi anak tangga untuk
dinaiki setelah ini. Ketinggian (elevasi) hanya masuk akal di
tataran keserbaragaman. Ketika keserba-ragaman menjadi
usang, Kesatuan menjadi realiti, Relativiti menipis, isyarat-isyarat dan simbol-simbol menjadi tidak relevan lagi.

Di titik ini, tidak ada lagi yang namanya tinggi atau rendah,
tidak pula ada yang naik ataupun turun. Kemajuan tidak berlaku lagi, kenaikan menjadi kekosongan. Tidak ada lagi naik setelah kenaikan.
Tidak ada keserbaragaman pada kesatuan. Dengan lenyapnya keserbaragaman, konsep kenaikan (asensi) menjadi hampa. Orang yang mengetahui ini, akan tahu; sedangkan yang tidak tahu, akan mengingkarinya. Ini adalah ilmu esoterik dan rahasia, diberikan hanya kepada mereka yang mengenal Allah. Apabila mereka menerangkan ilmu ini kepada orang lain, hanya orang-orang yang sombong kepada Allah yang akan mengingkarinya.”

Berdasarkan semua yang telah kita bahas sejauh ini, jelas
sekali bahwa satu-satunya yang wujud hanyalah Allah! Tidak
ada sesuatu yang lain selain Allah!
Siapa yang membuat usulan, dan kepada siapa?
Sifat dari realiti ini bagaikan matahari, yang panasnya
tidak menyisakan satu tetes air pun dari komposisi realiti esensial yang berselimutkan ais!
Meskipun demikian, kita tidak dapat mengabaikan ajaran Nabi Muhammad (saw) berkaitan dengan masa depan manusia.
Kerana selain realiti keEsaan, konsekuensi-konsekuensi yang
akan dihadapi manusia di masa depan sebagai akibat dari
perbuatannya sendiri juga merupakan realiti yang tidak dapat
dihindari. Dengan sesungguhnya bahwa kita semua adalah bentuk- bentuk ilmu, di dalam ILMUNYA yang Esa yang ditunjuk dengan nama ALLAH.

Menurut kami, kita hanyalah mahluk-mahluk sederhana yang tinggal di jagat-raya yang sederhana. Tapi, secara realiti kita hanyalah bentuk-bentuk ilmu di dalam ilmuNya!
Namun, karena dunia ini di dalam persepsi kita merupakan
dimensi yang benar-benar absolut dengan banyak-sisi, kita
tidak dapat melewatkan nilai-nilai istimewa yang telah
disampaikan kepada kita.



Comments

Popular posts from this blog

Gallstones dalam Hati & Pundi Hempedu - Punca utama penyakit KRONIK yang amat jarang diceritakan dan cara MUDAH Untuk mengeluarkannya.

Cara mudah cuci kolon & usus kecil (small intestine)

"Reverse Kidney Stage" anda melalui Plan Pemakanan yang komprehensif.