Posts

Showing posts from December, 2021

The Kidney Cleanse (Andreas Moritz)

You may also need to cleanse the kidneys, if the presence of gallstones in the liver, or other causes, have led to the development of stones in the kidneys or the urinary bladder.  The kidneys are very delicate, blood-filtering organs that easily get congested as a result of poor digestion, stress and an irregular lifestyle. The main causes of congestion in the kidneys are kidney stones. Most kidney stones/crystals/sand, however, are too small to be recognized through modern diagnostic instruments, such as X-rays. The following herbs, when taken daily for a period of 20-30 days, can help dissolve and eliminate all the various types of kidney stones, including uric acid stones, oxalic acid stones, phosphate stones and amino acid stones. If you have a history of kidney stones and want to completely clean out your kidneys, you may need to repeat this cleanse several times, at intervals of six to eight weeks. Ingredients : • Marjoram (1oz) • Cat's Claw (1oz) • Comfrey Root (1o

Maksud Sebenar Lailatulqadar

Image
Pendekatan agamawan tradisional, yang dilandaskan pada konsep ketuhanan, membayangkan ada malam yang disebut Malam Lailatul Qadar... Malam dimana, menurut anggapan mereka, Tuhan yang maha kuasa memberkati hamba-hamba pilihanNya dengan kurnia yang besar! Barangsiapa menyembah dan paling banyak mengagungkanNya akan mendapat pahala, pahala besar yang disebut 'al-Qadar'... Para malaikat yang membawa kurnia ini turun ke wilayah Muslim yang terkena lailatul qadar yang suci itu, karena jika mereka melihat cahaya siang tubuh mereka akan rosak seperti rosaknya vitamin C yang terkena sinar matahari! Nampaknya, lailatul qadar itu lebih diberkati dibanding seribu bulan, atau 83 tahun mempertuhankan, memuji dan menyembah! Setiap tahun pada tanggal 27 Ramadhan, para malaikat mengepakkan sayapnya dengan cepat melewati perjalanan ribuan tahun agar boleh turun ke bumi dan memasuki rumah demi rumah mencari Muslim yang kebetulan dalam kawasan malam! Tentu saja, para Muslim yang keb

Ayat Kursi Maksud Sebenar

Allah itu HU! Tidak ada Tuhan (berhala), hanya ada HU! Hayyu lagi Qayyum (satu-satunya sumber kehidupan dan yang Esa yang membentuk segala sesuatu dalam IlmuNya dengan makna-makna dari Nama-namaNya – yang Esa yang dengannya segala sesuatu ada). Dia tidak terkena kantuk (terpisah dari seluruh alam meskipun hanya sesaat) ataupun tidur (membiarkan mahluk hidup dengan kemauan sendiri, dan menariknya kepada DiriNya). Kepunyaan Dia lah segala sesuatu di langit dan di bumi (dimensi ilmu dan tindakan-tindakan). Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisiNya kecuali dengan ijin kekuatan-kekuatan yang mewujud dari Nama-nama di dalam esensi seseorang? Dia mengetahui dimensi dimana mereka hidup dan dimensi yang tidak dapat mereka lihat... Tidak ada ilmuNya yang dapat difahami jika Dia tidak menghendakinya (mengijinkan lewat kesesuaian Nama-nama di dalam esensi seseorang). SinggasanaNya (kekuasaan dan pengaturan [Rububiyyah]) meliputi langit dan bumi. Tidak sulit bagiNya untuk memeli

Apa itu konsep Dualiti

Konsep  susuk 'tuhan' atau 'berhala' yang terpisah dari wujud adalah yang asas pandangan dualistik. Dengan kata lain, jika anda berfikiran bahwa ada susuk tuhan di luar anda nun jauh di sana, yang mendengar dan melihat anda dari kejauhan, yang terkadang turut campur dengan aktiviti anda dan terkadang membiarkan anda sesuka hati anda, yang melemparkan ke Neraka siapa yang menimbulkan murkaNya dan mengirim ke SurgaNya mereka yang membuatNya senang, yang terkadang penuh kasih dan terkadang murka, menunjukkan keadaan dualiti. Fikiran-fikiran dan konsep-konsep tuhan/ketuhanan demikian merupakan dasar utama dari persepsi dualistik. Rasulullah (saw) telah merumuskan pemahaman untuk membebaskan orang dari konsep dualiti sebagai: “Tidak ada tuhan, hanya ada Allah” (La ilaha illa Allah) Secara singkat berarti: Tidak ada susuk tuhan atau ketuhanan. Hanya ada Allah dan sistemNya. https://tarmizitaha.blogspot.com/2019/12/gallstones-dalam-hati-pundi-hempedu.html

Alif Lam Lam Ha

Alif yang pertama menerangkan ciri Ahad nya Allah dan menunjuk kepada Dzat absolut Nya. Dzat Absolut tidak bergantung kepada apapun dan tak dapat dikondisikan oleh sifat, idea, pemikiran apapun. Ini adalah perihal 'kekosongan' yang tidak seorangpun dapat memikirkan atau merenungkannya; tidak boleh difahami atau dijelaskan. Maka, huruf Alif, yang pada hakikatnya kepanjangan dari sebuah titik, mewakili ketidakbergantungan absolut. Lam pertama mengikuti alif menandai alam sifat-sifat. Segala sesuatu yang ada mendapatkan hidup, kesadaran dan kekuatannya dari ciri2 dimensi ini. Seluruh alam merupakan ekspresi dari nama-nama, yang berasal ciri2 alam sifat- sifat. Kerananya, lam pertama dihubungkan ke lam ke dua. Lam ke dua juga dihubungkan ke lam pertama karena keberadaannya berasal dari dan dipelihara oleh ciri2 alam sifat-sifat. Semua ciri nama-nama, yang hadir di dalam dimensi nama-nama, mendapatkan kehidupan mereka dari alam sifat-sifat. Karenanya, lam yang ke dua nampak seperti

Kiamat , Syurga & Neraka

✅Peristiwa yang dikenal sebagai Hari Kiamat menunjuk kepada beragam pengalaman dari kesadaran seseorang selama proses kematian. ✅Kiamat yang dekat adalah kematian peribadi seseorang. Kerana, dengan kematian, hal keberadaan yang tak-dapat-diubah yang dikenal sebagai kehidupan akhirat dimulai.  ✅Hingga saat kini, kiamat global telah ditunggu sekitar 1.400 tahun, padahal semua yang dikatakan mengenai Hari Kiamat mempunyai hubungan langsung dengan kematian diri seseorang. ✅Sementara tiap-tiap orang mempunyai Juru Selamatnya sendiri, Mahdi, Dajjal dan Isa, dan bergantung pada aktiviti yang disimbolkan dengan nama-nama ini di sepanjang kehidupan mereka, secara jahil orang-orang mengira bahwa Kiamat‘ hanyalah peristiwa galaktik yang melibatkan akhir dari tata-surya atau dunia kita, yang dianggap akan terjadi pada suatu saat tertentu yang diramalkan oleh beberapa orang! ✅Sayangnya, karena tidak mampu untuk memahami masa kehidupan ratusan juta tahun pada tingkat galaktik, dan berusaha mengev

HU

Realiti Yang Ditunjuk Oleh Nama ‘Hu’. Kata Arab HU mengandung arti ketidakterikatan dimensional, diluar semua konsep kuantiti dan kualiti. HU menunjuk kepada KeEsaan dari Esensi dibawah tirai keserbaragaman. Nama HU merujuk kepada ciri AHAD pada titik itu. HU adalah dimensi Kesatuan pada esensi bagiannya. Dimensi Kesatuan inilah yang membentuk wujud individu-individu. Ia merupakan sumber dari semua wujud! Kehidupan yang terkandung pada hujung-hujung jari Anda adalah kerana adanya darah dan energi yang mengalir dari saluran darah tangan Anda. Kerananya, gerakan dan aktiviti jari-jari tangan Anda didorong oleh signal2 pemicu dari tangan Anda. Serupa dengan itu, HU dapat disamakan dengan Dia atau Esensi dari Yang Esa. Semua yang dapat kita lihat melalui mata fizikal kita tercakup dalam lingkup nama Az-Zhahir (Perwujudan yang nyata, tiada banding, dan nampak). Nama Al-Batin (realiti yang tak nampak didalam perwujudan yang nampak), di sisi lain, merujuk kepada semua hal yang tidak dapat dil

Maksud sebenar Surah AL Ikhlas

Demi yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah (yang menciptakan keberadaanku dengan  Nama-namaNya menurut makna huruf 'Ba'), yang Rahman lagi Rahim. 1. Katakanlah: “Allah itu Ahad (Esa).” (Allah tak hingga, tak berbatas dan tak terbagi-bagi, KEESAAN yang tak mendua.) 2. “Allah itu Shamad” (Yang Mencukupi-Diri secara Absolut, tidak memerlukan apapun dan tidak cacat, terbebas dari konsep keberagaman, dan jauh dari koseptualisasi serta batasan. Yang Esa  yang tidak suatu apapun dapat memasukinya, dan tidak ada bentuk wujud yang keluar darinya!), 3. “Dia tidak beranak. (Tidak ada bentuk wujud yang berasal dariNya, jadi, tidak ada yang lain.) Dan tidak pula Dia diperanakkan.” (Tidak ada tuhan lain atau bentuk wujud yang berasal dariNya.) 4. “Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia!” (Tidak sesuatu pun - konsep sekalipun – pada bidang wujud mikro dan makro yang setara atau serupa denganNya.) https://tarmizitaha.blogspot.com/2019/12/gallstones-dalam-hati-pundi-hempedu.html

Menyembah Berhala

Orang-orang pada umumnya tidak mengetahui cara menggunakan kecekapan berpikirnya, bahkan sebaliknya dibesarkan sebagai penghafal tanpa memikirkan makna yang dibacanya. Kerananya, mereka tidak mau atau tidak suka untuk terlibat dalam apapun yang memerlukan pemikiran yang mendalam. Oleh karena ini, mereka berperilaku mengikuti lingkungan mereka, mengikuti kabar angin dan meniru-niru perbuatan orang lain. Sebagai akibatnya, setiap orang menyembah berhalanya! Sejak usia yang sangat muda, kita telah terkongkong oleh keyakinan bahwa apapun yang dilakukan orang dewasa di sekitar kita mesti lah benar, dan kerananya kita pun melakukan hal yang sama; kita mengambil nilai-nilai mereka menjadi milik kita. Nilai-nilai ini kemudian menyeret kita sehingga kita mempunyai anggapan yang sama sekali bertentangan dengan realiti. Tersekat kita di dalam kepompong yang dijalin oleh khayalan dan membuat kita berpikir:  ‘Mengapa aku mesti menghabiskan masa hidupku untuk menyembah Tuhan apabila aku dapat me

Hanya yang wujud Allah. Manusia hanyalah ilusi.

 Imam Ghazali, ulama Islam dan wali yang terhormat yang hidup jauh sebelum ibn al- Arabi, mengatakan: “Orang-orang yang tercerahkan akan naik dari lubang metafora ke puncak realiti, menyempurnakan kenaikan mereka, mereka akan melihat dengan jelas bahwa tidak satupun yang wujud, selain Allah! Sumber ini adalah Allah, yang Ahad. Dia tidak bersekutu! Semua cahaya yang lain (Nur) hanyalah perwakilan-perwakilan. Satu-satunya cahaya sejati hanyalah Nur-Nya (Cahaya Ilmu yang merupakan sumber dan esensi dari segala sesuatu). Segala sesuatu diturunkan (berasal) dari CahayaNya. Sesungguhnya, segala sesuatu adalah Dia.  Sebenarnya lah bahwa wujud itu adalah Dia. Wujud yang ditimbulkan hanyalah metafora, suatu perwakilan. Frase ‘Tidak ada Hu kecuali Hu’ merupakan realiti yang tidak mendua dari orang-orang pilihan. Itu menuntun mereka kepada kesatuan, KeEsaan! Pusat kenaikan (asensi) terakhir adalah alam kesendirian . Karena tidak ada lagi anak tangga untuk dinaiki setelah ini. Ketinggian (eleva

Dajal

Banyak dari kita mencapai suatu titik, kemudian  mengira bahwa kita telah lepas dari pengkondisian.  Sedikit sekali kita menyadarinya bahwa ketika kita  mengucapkan “Saya tidak lagi terkondisikan”, kita  masih mengucapkan kata “Saya”! Diliputi oleh ilusi ‘kedirian’, kita terperangkap oleh tubuh  kita, dan karenanya takluk kepada ‘dajjalnya diri-ilusi”. Tunduk kepada setiap ujian dan hasrat jasmani, kita mulai  menapaki jalan menuju kehancuran. Setelah menghilangkan pengkondisian selama tahap  pematangan dan pengembangan, kita akan mengalami rasa  kebebasan tertentu. Jika belum juga menghilangkan ilusi ‘diri’  selama proses ini, maka kebebasan yang baru diraih ini akan  bekerja melayani tubuh. Kita ditelan oleh segala macam nafsu  jasmani, yang pada akhirnya mengarah pada penuhanan tubuh  kita. Sebagai akibatnya, kita mulai hidup dalam ‘surganya  dajjal’. Yakni, bukannya sebagai diri ‘Absolut’, diri ‘ilusi’  menjadi kekuatan yang mendominasi. Dan dengan mematuhidiri ilusi ini, tak bisa

Nama Allah

1 - Allah, merupakan Nama Agung, mencakup semua ciri2 dan sifat – baik yang mewujud maupun yang tak diekspresikan – dan digunakan dalam buku Ahmed hulusi untuk menunjukkan realiti ini, bukannya ‘tuhan’ di luar sana yang terpisah dari kosmos. Mengingat hal ini, kata Tuhan sengaja dihindari dan tetap digunakan nama original iaiti Allah, seperti disebutkan dalam Al-Qur’an. Namun seperti halnya nama ‘Tuhan’, kata ‘Allah’ pun telah dimaknai sebagai ‘tuhan eksternal’ dan bagi kebanyakan orang hal ini sukar dielakkan. Karena hal ini, pengarang sering menggunakan frase ‘keberadaan yang ditunjuk dengan nama Allah’ untuk menarik perhatian pembaca kepada fakta bahwa Allah hanyalah nama yang menunjukkan keberadaan tak hingga di luar semua idea prasangka dan prakondisi. Jadi, keberadaan inilah yang selayaknya pembaca renungkan, dalam merujuk nama Allah  2 - Berdasarkan uraian di atas, Nama Allah yang dirujuk dalam buku ini hendaknya tidak difahami sebagai tajuk dari ‘Tuhan’, melainkan

Sampai bila kita berterusan menjadi bodoh tanpa berfikir.Kembalilah kepada pemahaman sebenarnya selagi ada nyawa dan sebelum terlambat.

Sebenarnya, Nabi Muhammad (saw) menghabiskan seluruh hidupnya dalam upaya menyampaikan pesan-pesan berikut: A. Allah bukanlah tuhan-berhala: menyembah Allah (menuhankan, persembahan, dll) sama sekali mustahil karena tuhan semacam itu tidak ada! B . Semua aktiviti yang dilakukan individu merupakan ketentuan wajib dari pengabdiannya dan bukan bentuk penyembahan kepada sosok tuhan berhala. C . Doa tidak boleh ditujukan kepada Tuhan di langit (eksternal) dengan harapan bahwa perkara tersebuat boleh menyenangkan Allah. D . Setiap individu mesti mati sebelum ajal agar bersih dari diri khayal yang dibangunnya dan untuk mengenal esensi dirinya, asal muasal dirinya, Sang Pencipta, Allah. Jika tidak, orang tersebut mesti mati dalam keadaan terhijab dari realiti, keadaan yang darinya dia tidak akan pernah mempunyai kesempatan untuk meloloskan diri. Kerananya, marilah kita kenali dan fahami dengan yakin bahwa ajaran yang diungkapkan oleh Nabi Muhammad (saw) atas nama agama, adalah jalan yang s