Kita sebenarnya Hologram semata mata (Wujud Mujhir)
Dalam buku "The Holographic Universe" Michael Talbot menyatakan teori-teori Bohm dan Pribram; dan merujuk pada cara pandangan baru terhadap dunia yang difahami beliau yang mengatakan:
“Otak kita secara matematik menyusun realiti objektif dengan menerjemahkan frekuensi yang pada akhirnya merupakan projeksi-projeksi dari dimensi lain, suatu keberadaan yang lebih dalam di luar ruang dan waktu: Otak merupakan hologram yang terbentuk dalam holografik.”
Mari kita cuba fahami implikasi dari pandangan hebat ini.
“. . . keberadaan yang lebih dalam dari dimensi lain.” ‘yang lebih dalam’ merupakan kedalaman keberadaan kita; esensi kita, dalam istilah Sufisme, Keberadaan Absolut!
Di luar keberadaan ilusi yang kita rujuk ketika kita menyebutnya ‘aku’, ada ‘aku’ yang lain, yang sama untuk semua keberadaan, ‘aku’ yang Absolut, Diri yang Absolut!
Otak, merupakan konverter (pengubah) frekuensi yang merupakan projeksi-projeksi dari ‘aku’ Absolut ini, yang memprojeksikan frekuensi-frekuensi dari makna-makna implisitNya yang ingin Dia ungkap!
Saya mesti memberi penekanan lebih akan pentingnya pernyataan berikut:
“Allah telah menciptakan setiap manusia untuk tujuan khusus. Hanya dengan memenuhi fitrah alami mereka, dan dengan mengikuti alur yang paling sesuai dengan susunan mereka, orang-orang dapat memenuhi tujuan unik mereka. Pemenuhan syarat inilah yang menjadikan penghambaan mereka tercapai!”
Jika kita benar-benar dapat memahami makna dan meresapi kebenaran ini, kita tidak akan lagi merasa marah, tertekan, terganggu atau bersikap negatif, kerana kita akan sedar terhadap realiti bahwa setiap orang hanya dapat mengungkapkan fitrah alami mereka, baik fitrah itu selaras ataupun bertentangan dengan fitrah kita!
Kebenaran ini merupakan inti dan rangkuman dari Sistem dan Aturan sebagaimana dijelaskan Al-Qur’an.Selama kita masih gagal untuk memahami realiti ini, pengakuan keimanan kita kepada Allah adalah palsu; keyakinan kita hanyalah imitasi atau ikut ikutan.
Keyakinan sejati adalah dari pemahaman dan aplikasi terhadap realiti ini.
Pertama sekali, seorang calon Sufi mesti meninggalkan amarahnya! Kerana segera setelah ia marah oleh sesuatu hal, maka ia telah meninggalkan dan menolak Allah!
Masing-masing individu hanya dapat melakukan apa yang ada dalam program ciptaannya. Marah kerana sesuatu tak ada bezanya dengan marah karena fitrah yang ditetapkan Allah kepadanya, yakni ketetapan Allah.
Jika Allah berkehendak untuk menciptakannya dengan program tertentu, bagaimana kita dapat mempertanyakan Ilmu dan Kehendak AbsolutNya?
Jelas bahwa Allah bebas memilih untuk menentukan susunan tertentu pada individu tersebut. Berpendapat bahwa orang tersebut salah dibuat, atau cacat atau tidak tepat, jelas merendahkan, meragukan dan bahkan menolak ketentuan Allah!
Pertanyaan:
Apa makna mimpi? Apakah mimpi layak berada dalam Sistem ini? Bagaimana pandangan kita terhadap penglihatan kita dalam mimpi, apakah ruh kita meninggalkan badan dan pergi ke suatu tempat?
Istilah ‘perjalanan astral’ menunjukkan keadaan otak dimana emisi gelombang radar tertentu memprojeksikan gambar tertentu, sehingga kita dapat melihat dan mengalami hal atau kejadian tertentu.
Pandangan umum menyebutkan bahwa ruh meninggalkan tubuh ketika kita tidur, melakukan tugas kecil dan kembali lagi ke dalam tubuh saat bangun adalah SALAH! Ruh tidak meninggalkan tubuh atau pergi ke suatu tempat! Mereka yang tercerahkan, yang mampu mengaktifkan mata ke tiganya, memiliki kemampuan untuk mengarahkan gelombang radar mereka ke lokasi tertentu dan melihat tempat tersebut melalui gambar yang diprojeksikan balik ke otak mereka.
Mereka yang tidak faham terhadap mekanisme proses ini berpikir bahwa ruh sebenarnya meninggalkan tubuh mereka dan pergi ke suatu tempat
.
Ruh hanya dapat meninggalkan tubuh dalam dua cara:
1. Kematian
2. Penguasaan (fath)
1. Kematian
2. Penguasaan (fath)
Mereka yang benar-benar tercerahkan, yang telah mampu menguasai jiwa mereka, yang telah ‘mati sebelum ajal’ dan mencapai keadaan Haqqul yaqiin (Kepastian Realiti), merupakan orang-orang yang boleh melihat tanpa keberadaan tubuh. Sedangkan semua yang lainnya bersandar pada gelombang radar yang dipancarkan oleh otak mereka!
Ahmed Hulusi
Comments
Post a Comment